Kontak Kami
Asma dan bronkitis merupakan penyakit yang terlihat serupa tapi tak sama. Keduanya sama-sama membuat saluran udara menjadi meradang, yaitu membengkak sehingga udara sulit bergerak ke paru-paru. Akibatnya, lebih sedikit oksigen yang masuk. Kekurangan oksigen inilah yang pada akhirnya menyebabkan gejala sesak napas, batuk, dan rasa sesak di dada. Namun, jangan salah, tidak semua gejala asma juga merupakan gejala bronkitis. Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan mengenai perbedaan gejala asma dan bronkitis.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaan gejala asma dan bronkitis, ada baiknya Anda memahami dulu perbedaan mendasar kedua penyakit ini.
Asma adalah penyakit pernapasan kronis saat saluran napas menyempit dan membengkak. Akibatnya, tubuh mengeluarkan lendir berlebih yang menyumbat saluran napas. Karena itu, Anda jadi sulit bernapas, batuk, mengi (napas berbunyi lirih seperti siulan atau ngik-ngik), dan sesak.
Para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab asma. Namun, faktor keturunan dan lingkungan bisa menjadi salah satu penyebab dan pemicu asma. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, tapi Anda bisa mengendalikan pemicunya agar tidak kambuh dan menyerang secara tiba-tiba.
Selain itu, penyempitan saluran napas pada asma bisa dilegakan kembali jika diberikan obat bronkodilator. Bronkodilator adalah obat yang dapat melemaskan otot-otot di sekitar saluran napas sehingga dapat membuka dan melebarkannya.
Bronkitis merupakan infeksi saluran pernapasan, tepatnya pada bronkus. Infeksi ini mengakibatkan saluran napas mengalami peradangan. Menurut America College of Chest Physicians, kurang dari 10 persen kasus bronkiris disebabkan oleh infeksi bakteri. Bronkitis terbagi menjadi dua, yaitu:
Bronkitis akut yakni infeksi saluran pernapasan jangka pendek yang biasanya berlangsung selama beberapa minggu dan akan kembali normal saat infeksi sembuh.
Bronkitis kronis yakni infeksi saluran napas jangka panjang yang berlangsung selama berbulan-bulan hingga hitungan tahun dan lebih parah dibandingkan dengan bronkitis akut. Bahkan, kondisi ini bisa mengakibatkan kerusakan saluran napas secara permanen. Penyakit bronkitis kronis ini juga dikenal sebagai penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Gejala asma dan bronkitis pada dasarnya hampir sama. Hanya saja terdapat beberapa hal yang membedakan. Mengi, sesak napas, batuk, dan rasa sesak di dada merupakan gejala yang dirasakan baik oleh pengidap asma maupun bronkitis. Selain itu, ada beberapa gejala lainnya yang membedakan yaitu:
Beda gejala dan penyebab, beda pula jenis pengobatannya. Berikut perbedaan pengobatan asma dan bronkitis.
Biasanya asma diatasi dengan cara mencegah pemicunya. Misalnya stres, alergi, dan obat-obatan tertentu. Selain itu, dokter juga akan meresepkan inhealer untuk mengobati gejala yang muncul secara tiba-tiba.
Inhaler tersebut berisi bronkodilator untuk mengurangi gejala sesak. Sedangkan untuk penggunaan jangka panjang yang berfungsi sebagai mencegah terjadinya asma (controller) dokter mungkin memberikan inhaler kortikosteroid.
Bronkitis akut biasanya akan hilang dengan sendirinya. Dokter akan menyarankan Anda untuk banyak beristirahat, minum banyak cairan, dan meresepkan obat penghilang rasa sakit akibat batuk yang tidak kunjung berhenti.
Sedangkan bronkitis kronis biasanya diobati dengan steroid untuk mengurangi peradangan, obat antibiotik, dan obat bronkodilator. Obat ini juga dapat membantu membersihkan produksi lendir berlebih yang menyumbat saluran napas.
Belum ada komentar untuk Perbedaan Gejala Asma dan Bronkitis.